Sabtu, 31 Januari 2015

MACAM-MACAM CARA BERSILATURAHMI


Dalam sebuah hadis nabi Muhammad S.A.W mensabdakan tentang pentingnya silaturahmi:


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي يَعْقُوبَ الْكِرْمَانِيُّ، حَدَّثَنَا حَسَّانُ، حَدَّثَنَا يُونُسُ، قَالَ مُحَمَّدٌ هُوَ الزُّهْرِيُّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ "
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abi Ya’quub Al-Kirmaaniy[1] : Telah menceritakan kepada kami Hassaan[2] : Telah menceritakan kepada kami Yuunus[3] : Telah berkata Muhammad – ia adalah Az-Zuhriy[4] - , dari Anas bin Maalik radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan ditangguhkan kematiannya, hendaklah ia menyambung silaturahim” [Shahiih Al-Bukhaariy no. 2067].

Silaturahmi bukan hanya sekedar berkunjung bertukar pertanyaan, "bagaimana kabarmu ?; bagaimana usahamu?; bagaimana anak-anakmu; bagaimana wedhusmu ? dll". silaturahmi secara lebih tajam lagi diartikan sebagai "menyambung kasih", baik dengan orang yang selama ini sudah memiliki hubungan baik dengan kita, maupun dengan orang yang mempunyai hubungan kurang baik. bahkan dalam sebuah hadis, rosul menekankan pengertian dari silaturahmi secara lebih terperinci sebagai suatu penyambungan hubungan kekerabatan yang sempat terputus :

لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا 

"Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus". [Muttafaqun 'alaihi]. 

Eyang Kholil Asy'ari guruku pada sore hari tanggal 31 Januari 2015 bertutur bahwasanya  silaturahmi dapat dilakukan dengan beragam cara:
  1. Silaturahmi dengan ber Ziyarah (berkunjung)
  2. Silaturahmi dengan memberikan hadiah
  3. Silaturahmi dengan muamalah
  4. silaturahmi dengan kitabah (tulisan)
Silaturahmi dengan berziyarah dapat dilakukan dengan berkunjung ke rumah teman, sahabat, kerabat, tetangga, saudara ataupun bahkan kepada orang yang sebelumnya belum kita kenal sekalipun. Kendala yang sering terjadi di masyarakat yaitu adanya anggapan bahwa "acara berkunjung" merupakan arisan, setiap anggota arisan berkewajiban membayar arisan yang berupa kunjungan ke rumah anggota arisan yang namanya "tembus" sebagai pemenang arisan, sedangkan pemenang berhak untuk mendapat hadiah berupa kunjungan dari anggota arisan yang lain, bigitu dan seterusnya secara berputar dan bergiliran. Dengan adanya anggapan bahwa berkunjung bergantian merupakan sebuah "arisan", maka tidak jarang terjadi pihak yang sudah berkunjung akan sakit hati apabila tidak gantian dikunjungi  apalagi jika sudah berkunjung berkali-kali dan belum juga ada kunjungan balasan, ya dapat dipastikan sakitnya tuh disini (menunjuk ke hati )

 memberikan hadiah sangatlah efektif sebagai sarana silaturahmi. Meskipun secara fisik kita tidak bisa hadir berziarah ke rumah, namun hadirnya hadiah merupakan sepuah "penawar" kerinduan yang akan selalu dikenang, apalagi hadirnya hadiah disertai kehadiran pemberinya, pasti akan terasa sangat luarbiasa. ada beberapa hadis yang berkenaan dengan hadiah:

 Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menerima hadiah dan membalasnya.”

“Barang siapa yang ditawari sesuatu tanpa memintanya maka hendaklah menerimanya.” (HR. Ahmad)

Biasanya Rasulullah n bila dihidangkan makanan, beliau menanyakannya, “Apakah makanan ini hadiah ataukah sedekah?” Bila dijawab, “Sedekah”, beliau mempersilakan kepada para sahabatnya, “Makanlah kalian.” Sementara beliau sendiri tidak memakannya. Bila dijawab, “Hadiah”, beliau dengan segera memakannya bersama para sahabatnya. (HR. Al-Bukhari no. 2576)

 (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post