Sabtu, 10 Januari 2015

MENGGUGAT "JULUKAN" HABIB

Di Indonesia pada umumnya, dan di kalangan masyarakat saya pada khususnya julukan "habib" memiliki kasta yang dianggap sangat tinggi. Manusia yang sudah menyandang julukan habib dianggap memiliki kadar keimanan tinggi yang di atas standar rata-rata, ada juga anggapan bahwa gelar habib hanya untuk keturunan Rasulullah.
Itulah fenomena yang terjadi, masyarakat masih sering "tersandung"  oleh penggunaan kosakata yang diserap dari bahasa asing. Penggunaan kata sandang syaikh, habib, ustadz yang sering terdengar di telinga muslimin agaknya perlu ada pengoreksian. Pada postingan kali ini sedikit ingin saya singgung tentang penggunaan kata habib.
Jika kita telisik dan kita telusuri, kata habib diambil dari bahasa arab yang berarti mencintai. sedangkan habib berarti orang yang mencintai. menurut wangsit yang saya terima (ehhmm..mulai lebay) maksud dari julukan habib disini dimaksudkan atau ditujukan kepada seseorang yang mencintai Rasulullah Muhammad S.A.W.
Jadi, menurut pendapat subyektif atau pendapat pribadi saya, julukan/sebutan habib tidaklah layak jika dianggap  khusus diperikan untuk   manusia yang "dianggap ataupun merasa  mencintai Rasulullah Muhammad S.A.W"  berasal dari keturunan bangsa Arab ataupun yang bernama mengandung unsur-unsur Arab saja seperti (saya ambil contoh nama samaran saja supaya tidak ada yang tersinggung):
  1. Habib Ahmad Amirul Huda
  2. Habib Zulkifli
  3. Habib Zaenuri Fadhli
  4. Habib Wildana Bin Bashori Al Jemberiyyi
  5. Habib Syaikh Abdul Qoodir
  6. Habib Kholil Asyari 
  7. Habib Jamil Al-Qudsiy
akan tetapi setiap manusia yang merasa bahwa dirinya mencintai Rasulullah Muhammad S.A.W mempunyai hak untuk menyematkan gelar "habib" kedalam namanya sendiri dan gelar habib layak diterima oleh mereka yang dianggap mencintai Rasulullah Muhammad S.A.W tanpa memandang dirinya dari suku, ras, atau bangsa apapun. Justru hal ini akan menambah indah dunia dengan semakin banyaknya "habib" atau orang yang mencintai Rasulullah Muhammad S.A.W. Saya mencoba menyandangkan gelar habib ke nama-nama non-bahasa Arab dan silahkan rasakan sensasi damainya dalam keberaneka ragaman:
  1. Habib Dwi Agusatya Wicaksana
  2. Habib Woro Ritno
  3. Habib Edi Susanto
  4. Habib  Nicolas Anelka
  5. Habib Frederik Kanoute
  6. dll
 Postingan ini bukan bermaksud mendiskriminasikan para habaib rohimahumulloh insyaallah, sayapun menjadi fans berat beberapa orang dari beliau. Yang ingin saya tekankan di sini bahwasanya gelar "habib" tidak hanya milik manusia Arab, keturunan Arab ataupun manusia keturunan Arab saja saja.



1 komentar:

  1. Baca hadis dulu bro, janan maen artiin kata doang ktya anak baru belajar bahasa arab...

    BalasHapus

Ads Inside Post